Tags

, , , , , , , ,

Hampir semua orang berpikir bahwa hanya orang dengan intelegensi yang tinggilah yang mampu untuk berhasil, namun kemudian pandangan tersebut sedikit demi sedikit mulai goyah dengan adanya penelitian-penelitian baru yang menyatakan bahwa ternyata setiap manusia itu berpotensi untuk sukses.

Manusia tidak hanya memiliki kecerdasan intelegensi atau kecerdasan intelektual namun juga memiliki kecerdasan-kecerdasan lainnya yang dikenal dengan kecerdasan berganda. Esensi teori kecerdasan berganda adalah menghormati keberagaman dan keunikan setiap orang.

Gagasan utama dari teori kecerdasan berganda menurut salah seorang penganjur teori ini, Thomas Armstrong adalah sebagai berikut (Tea, 2009):

  1. setiap orang punya kapasitas dalam kedelapan kecerdasan yang berfungsi secara bersamaan dengan cara yang berbeda-beda.
  2. orang pada umumnya dapat mengembangkan setiap kecerdasan sampai pada tingkat penguasaan yang memadai.
  3. kecerdasan-kecerdasan umumnya bekerja bersamaan dengan cara yang kompleks.
  4. banyak cara untuk menjadi cerdas dalam setiap kecerdasan

Setiap anak secara potensial pasti berbakat, tetapi ia mewujud dengan cara yang berbeda-beda (Dryden, dkk dalam Tea, 2009). Kecerdasan tersebut meliputi:

linguistik atau kecerdasan berbahasa: Beberapa aktivitasnya seperti mengisi buku harian, pidato, surat, menulis, kaset, kata-kata, berbicara, esai, alat rekam, alat tulis, lirik, email, curhat, kertas, dialog, meresensi, mengeja, diskusi, mendengarkan, membuat makalah, berdebat, dan bercerita.

Berpikir melalui kata-kata dan tulisan. Hal ini merupakan kemampuan untuk membaca, menulis, bercerita, berbicara dan bermain kata.

Matematis logis atau cerdas berlogika: Kata kuncinya adalah bereksperimen, tanya jawab, menghitung, berpikir secara deduktif, menyimpulkan sesuatu secara induktif, berbicara berdasarkan fakta, mengerjakan teka-teki, berpikir logis, dan berbicara simbolis.

Berpikir dengan penalaran. Hal ini merupakan kemampuan untuk memecahkan masalah secara logis dan ilmiah.

Spasial atau cerdas ruang: Mereka biasa menggambar, mengsketsa, corat-coret, membentuk citra, membuat grafik, desain, melukis, membuat tabel, ilustrasi dan membuat diagram.

Berpikir secara berkesan dan menggambar. Hal ini merupakan kemampuan untuk memahami hubungan ruang dan citra mental.

Kinestetik atau cerdas tubuh: Aktivitas pada umumnya berjalan, membongkar, menciptakan, berlari, memanjat, berguling, bergelantungan, mencoba, melompat, meraba, merasa, berguling, menyentuh, menyusun dan merakit.

Berpikir melalui gerakan fisik. Hal ini melibatkan penggunaan anggota tubuh secara fleksibel dan mudah.

Musikal atau cerdas musik: Sangat senang untuk melakukan banyak hal, diantaranya bersenandung, bersiul, bernyanyi, berceloteh, irama, mendengarkan, melodi, nada, dan alat musik.

Berpikir dalam irama dan melodi. Menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan ketukan nada.

Interpersonal atau cerdas gaul: Aktivitas utamanya adalah memimpin, berbagi, mengorganisasi, kerja sama, memperluas pengaruh, berteman, menjadi mediator, berinteraksi, menghubungkan, memberikan sosialisasi, penggerak, bercengkrama, dan penyemangat.

Berpikir secara komunikatif dengan orang lain, juga melemparkan gagasan untuk ditanggapi orang lain.

Intrapersonal atau cerdas diri: Sering melakukan aktivitas seperti menyusun tujuan, berpikir, intropeksi, merenung, melamun, mengerjakan sendiri, bermimpi, bermeditasi, menyusun sebuah rencana, refleksi, menyendiri, berbicara ke dalam diri, menyadari emosi, mencipta blue print.

Berpikir secara reflektif mengenai cita-cita atau perasaan tertentu di dalam diri.

Naturalis atau cerdas alam: Tidak terpisahkan dengan binatang, cinta alam, berjalan di alam terbuka, mengkategorikan, meramal cuaca, berkebun, memelihara binatang, berburu serangga, mengoleksi batu-batuan, mengumpulkan biji-bijian, beternak, dan menangkap kupu-kupu.

Berpikir melalui interaksinya dengan alam dan berkonsentrasi dengan persepsinya.

Seperti dalam kerajaan hewan, setiap spesiesnya memiliki keistimewaan masing-masing. Ada rusa yang pandai berlari, burung dengan keahliannya terbnag, ikan sangat pakar berenang, tupai mempunyai kehebatan meloncat, serta masih banyak lagi hewan lainnya dengan keistimewaan masing-masing.

Sebagaimana hewan, manusia juga punya karakter keistimewaan masing-masing. Namun, keistimewaan itu dapat saja hilang manakala tidak diaasah secara serius. Keistimewaan itu terutama akan menonjol bila dipertajam sedari kecil. Proses tersebut lama kelamaan akan menjelma menjadi sebuah expertise di sebuah bidang kehidupan

 

Sumber:

Tea, T. 2009. Inspiring Teaching; Mendidik Penuh Inspirasi. Jakarta: Gema Insani